Bab XIII Pemimpin dalam Budaya Melayu PDF

Bab XIII Pemimpin dalam Budaya Melayu PDF

Berikut ini adalah bab ketigabelas dari Buku Pendidikan Budaya Melayu Riau (BMR) sebagai buku sumber pembelajaran bagi guru muatan lokal (mulok) BMR yang disusun oleh tim ahli dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAM Riau) tahun 2018. Bab ini secara tuntas membahas tentang Pemimpin dalam Budaya Melayu.

Pemimpin adalah seseorang yang menggunakan kemampuannya, sikapnya, nalurinya, dan ciri-ciri kepribadiannya yang mampu menciptakan suatu keadaan, sehingga orang lain yang dipimpinnya dapat terpengaruh dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pemimpin dapat juga diartikan sebagai pencetus, pembentuk, penggerak segala sesuatu yang dapat memengaruhi anggota dengan segala tujuan yang ingin dicapai.

Dalam kepemimpinan Melayu, pemimpin adalah orang yang biasa disebut “orang yang dituakan, didahulukan selangkah, ditinggikan seranting”. Memiliki ungkapan yang mengandung pengertian, bahwa seorang pemimpin yang baik dan benar adalah orang yang dituakan oleh masyarakatnya. Namun, di antara pemimpin dan masyarakat tidak ada pembatas yang menjadi pemisah dan haruslah saling bekerja sama. Dalam ungkapan lain kembali ditegaskan “didahulukan dapat diraih, tinggikan dapat dijangkau, dekatnya tidak beranjak, jauhnya tidak berantara”. Maksud dari ungkapan tersebut, sebagai seorang pemimpin tidak boleh memiliki sifat dan sikap yang angkuh. Ditandai dengan kata “tinggikan dapat dijangkau, dekatnya tidak beranjak”.

Di dalam budaya Melayu, kejayaan seseorang pemimpin diukur sekaligus diuji yang dapat dipertanggungjawabkannya di dunia dan di akhirat. Raja Ali Haji di dalam karyanya “Tsamarat al-Muhimmah” (1858) menjelaskan, kepemimpinan merupakan konsep tritunggal Melayu-Islam: khalifah-sultan-imam. Makna simbolik ‘khalifah’ adalah kewajiban mendirikan agama berdasarkan al-Qur’an, sunnah nabi, dan ijmak. Pemimpin sebagai ‘sultan’ bermakna kewajiban menegakkan hukum secara adil berdasarkan pedoman Allah dan rasul-Nya. Dalam kandungan makna ‘imam’, pemimpin harus berada paling depan di dalam situasi apa pun, sehingga menjadi ikutan semua orang di bawah kepemimpinannya. Dengan demikian, siapa pun yang mengindahkan dan menerapkan ketiga syarat kepemimpinan, maka akan mendapat hidayah dan inayah Allah dalam kepemimpinannya.

Sifat kepemimpinan di dalam ungkapan disebutkan:

Tuah ayam pada sisiknya
Tuah manusia pada baiknya
Tuah kain pada tenunnya
Tuah kayu pada elok buahnya
Tuah Melayu elok marwahnya
Elok kain elok raginya
Elok pemimpin elok negerinya
Elok corak sedap dipakai
Elok pemimpin elok akhlaknya
Elok akhlak memimpin sesuai

Karakter yang terdapat dalam buku “Pemimpin dalam Ungkapan Melayu” karya Tenas Effendy (2014), menyebutkan 55 karakter kepemipimpinan Melayu yang mesti dimiliki seorang pempimpin. Kelimapuluh lima karakter tersebut dapat dikelompokkan pada empat karakter yaitu amanah, fathanah, tabligh, dan shiddiq.





Bila ingin mengunduh Bab Ketigabelas Buku Pegangan Guru Mulok BMR Versi PDF, silahkan klik tombol di bawah ini:

Unduh Bab 13 PDF



Bila ingin memiliki Buku Pegangan Guru Mulok BMR versi cetak, silahkan pesan melalui klik tombol di bawah ini:

Pesan Buku Cetak



Silahkan buka dan unduh bab lainnya di bawah ini:

***

Posting Komentar

0 Komentar